Dua Puisi Markonah
BUAT APA, MAR
Mar, buat apa membuat langit bercucuran
Kalau di hati masih gersang kekeringan,
Mar, buat apa membuat aliran sungai
Kalau di hati yang hanyut hanya cinta yang terkulai
Mar, buat apa membuat kincir angin
Kalau di hatinya masih padam akan cahaya kehidupan.
Buat apa, Mar?
Penderitaan?
****
MEMBACA CERITA
Malam-malam yang padam dan dalam
Membuat salam
Di bawah langit aku berdiam
Di atas kasur aku tergeletak mendekam.
Dua tiga cerita yang ku dengar
Mengisahkan tokoh cerita yang berkelakar;
Tentang cinta yang gila.
Mengenai cinta yang gila;
Seseorang berdiri di depan rumah kekasihnya,
Hanya berdiam
Sesekali
Menciumi tembok pagar besi.
Tembok rumahnya
Adalah kekasih yang tertidur di dalamnya,
Walau tembok keras
Tapi kekasih lembut;
Jadilah tembok selembut-lembutnya.
Beberapa kali ia bernyanyi
Mendendangkan sunyi
Rumah di jalan ini sangat berhati-hati,
Menghayati.
Namanya; Markonah
Nama kekasihnya Tokoh cerita,
Markonah cantik
Layaknya buku puisi yang antik
Dan klasik.
Tapi Markonah cenderung sendiri
Menghidupi jiwanya ini,
Karena banyak sekali
Kekasih yang di cintanya.
Dari mulai bunga-bunga di taman
Hingga sayup angin yang tertanam.
Saat ku baca cerita ini
Mataku mati
Dan meringislah hati.
"Cinta begiu miring,
Cinta membuat gila dan sinting.
Tapi cinta itu penting!"
****
(Sae.a.b, 22,07,2020
Mar, buat apa membuat langit bercucuran
Kalau di hati masih gersang kekeringan,
Mar, buat apa membuat aliran sungai
Kalau di hati yang hanyut hanya cinta yang terkulai
Mar, buat apa membuat kincir angin
Kalau di hatinya masih padam akan cahaya kehidupan.
Buat apa, Mar?
Penderitaan?
****
MEMBACA CERITA
Malam-malam yang padam dan dalam
Membuat salam
Di bawah langit aku berdiam
Di atas kasur aku tergeletak mendekam.
Dua tiga cerita yang ku dengar
Mengisahkan tokoh cerita yang berkelakar;
Tentang cinta yang gila.
Mengenai cinta yang gila;
Seseorang berdiri di depan rumah kekasihnya,
Hanya berdiam
Sesekali
Menciumi tembok pagar besi.
Tembok rumahnya
Adalah kekasih yang tertidur di dalamnya,
Walau tembok keras
Tapi kekasih lembut;
Jadilah tembok selembut-lembutnya.
Beberapa kali ia bernyanyi
Mendendangkan sunyi
Rumah di jalan ini sangat berhati-hati,
Menghayati.
Namanya; Markonah
Nama kekasihnya Tokoh cerita,
Markonah cantik
Layaknya buku puisi yang antik
Dan klasik.
Tapi Markonah cenderung sendiri
Menghidupi jiwanya ini,
Karena banyak sekali
Kekasih yang di cintanya.
Dari mulai bunga-bunga di taman
Hingga sayup angin yang tertanam.
Saat ku baca cerita ini
Mataku mati
Dan meringislah hati.
"Cinta begiu miring,
Cinta membuat gila dan sinting.
Tapi cinta itu penting!"
****
(Sae.a.b, 22,07,2020


Komentar
Posting Komentar