Sajak-sajak kecil



Membangun luka



Kita, kawan
Tak pernah sedikit pun membangun luka
Menjadikannya kokoh hingga kuat segalanya.
Kita hanya mampu meruntuhkannya;
Hingga diri sendiri, hingga masa depan pun
Tertimbun olehnya, luka-luka yang menerpa.


***


Berteduh di mimpi malam



Dalam malam, sepekat kegelapan di ruang ini
Kita masih membiarkan pandangan berfoya-foya;
Bermain di ladang ke kaburan dunia yang fana,
Tapi tidak, kawan, kita masih berusaha
Memejamkan sisa waktu yang tercecer di saku tidur
Mengambilnya dan menyimpan,
Untuk sedikit perhiasan di esok hari sebagai matahari
Yang bersinar
Yang terang cahayanya. Menyinari.


Masih kita sepakati bersama dalam hati ini
"Tidur dan bermimpi yang indah bersama iringan
angin sunyi, bila tidak kita hadapi luasnya kesengitan
para pencari duniawi." Telah sepakat bersama.


***


Masih dalam tidur



Siapakah yang mengantarkan bunga malam-malam
begini, tanya seorang yang tertidur lesu.
Maka demi hujan yang telah menurunkan
rintik sunyinya; hati ini masih berlindung
di hadapan wajahmu, yang diam-diam
membasuh ingatanku.
Daun yang kering lalu perlahan memasuki jendela
kamarnya dan berhamburan di kasur, bersamanya.

Mereka yang tertidur lupa telah memimpikan indah
Kita yang mendengar seperti mengangguk pasrah;
Seperti mendengarkan seekor burung bersiul-siul.
Indah tapi kosong belaka.


***


Yang terlupakan



Yang lalu
Yang terlupakan selalu.
Maju adalah mundur hakikatnya
Dan mundur menjelma nyata;
Menjadikan sayap-sayap ingatan rapuh.
Yang lalu
Yang kian berlalu
Menjadi semu.

Yang lalu
Yang terlupakan.
Waktu.


****


(Sae.a.b, 2020.

Komentar

Postingan Populer